Kabupaten Bojonegoro, kata Bupati Bojonegoro Doktor Anna Mu'awanah, hingga kini terus mengembangkan teknologi digital untuk memaksimalka...
Kabupaten Bojonegoro, kata Bupati Bojonegoro Doktor Anna Mu'awanah, hingga kini terus mengembangkan teknologi digital untuk memaksimalkan pelayanan publik. "Kami siapkan Bojonegoro Smart City dan Bojonegoro sudah Satu Data," kata Bupati di hadapan para peserta Road to Indonesian Digital Conference Jawa Timur, Rabu (17/11/2021) secara virtual.
Pada kesempatan itu Bupati Bojonegoro Dr Anna Mu'awanah menjadi salah satu nara sumber. Acara IDC tersebut digelar secara daring oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Mengambil tema "Digitalisasi, Kunci Akselerasi Jawa Timur Bangkit".
Selain Bupati Bojonegoro Ning Anna, turut hadir sebagai nara sumber pula Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daeah Jatim Arumi Bachsin. Selain itu ada Head of Small Medium Enterprise Partnership Program PT Pertamina (Persero) Rudi Ariffianto, dan Kepala Dinas Kominfo Surabaya Muhammad Fikser. Sedangkan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak bertindak keynote speaker-nya.
Selain selain menerangkan situasi terkini tentang usaha Pemkab Bojonegoro sebagai salah satu City Smart di Indonesia, Bupati Bojonegoro juga menyampaikan bahwa pihaknya telah memberi pelatihan operator sistem informasi desa (SID) dan sudah menyasar 419 desa.
Tak hanya itu, lanjut Bupati Bojonegoro Ning Anna, Pemkab juga telah membuat muatan lokal di sekolah yang tertuang dalam kurikulum sejak tingkat SD. "Kami juga merekrut P3K untuk sektor teknologi informasi. Saat ini ada tenaga teknologi informasi sebanyak 26 orang di Dinas Kominfo," jelas Bupati Bojonegoro.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menuturkan bahwaq upaya digitalisasi masih punya banyak tantangan. Diantaranya, masih adanya upaya digitalisasi tanpa dibarengi dengan perubahan proses bisnis. Berbagai aplikasi yang diluncurkan pemerintah, memang membuat warga masyarakat mudah mengakses kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, tapi pada sisi layanan dirasa masih tetap lambat.
"Ini yang menyebabkan masyarakat tak antusias terhadap opsi digital, mereka tidak yakin apakah akan dilayani," terang Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Sedangkan Ketua AMSI Jatim Arief Rahman, seperti yang diberitakan Bojonegorokab, menjelaskan bahwa Jatim mempunyai kekuatan ekonomi di masa pandemi dengan digitalisasi. "Penetrasi internet mencapai 73,7%. Ini arus dioptimalisasi," tegasnya. (HW)