Cak Sin PKB Ajak Kader Milenial Dukung Pembangunan Berkelanjutan di Desa Lewat Identifikasi Potensi Pertanian

H. Mochamad Muchklisin, S.Sos.MH politisi Partai Kebangkitan Bangsa

Blora - H. Mochamad Muchklisin, S.Sos.MH politisi Partai Kebangkitan Bangsa mengajak kader milenial untuk berpartisipasi pada proses pembangunan berkelanjutan. Partisipasi tersebut dapat langsung dilakukan dan dengan cara yang sangat sederhana. Cukup dengan membuatkan identifikasi potensi wilayah dengan cara sederhana untuk disampaikan sebagai bahan pertimbangan pada musyawarah perencanaan pembangunan Tingkat Desa. 

"Blora adalah wilayah agraris. Anda sebagai generasi penerus harus sadar bila nanti yang menggantikan generasi sekarang adalah Anda-Anda sekalian. Mulailah aktif di Desa masing-masing, kenalkan diri Anda, Anda kan semua kan pernah kuliah," saran Cak Sin panggilan akrab Mochamad Muchklisin saat menemui beberapa tamu dari kaum milenial di kediamannya, Ngampel Blora, Sabtu (1/7/2023). 

"Buat saja catatan tentang identifikasi potensi sumber daya pertanian desa Anda secara sederhana. Selembar saja cukup. Setelah jadi, berikan pada Kepala Desa dan Ketua BPD. Sedikit banyak, itu akan membantu pengambilan keputusan di Desa. Kalau tidak berani, saya antar," kata Cak Sin sambil tertawa. 

Dari pembicaraan tersebut, paling tidak, ada 7 langkah untuk membuat Identifikasi Potensi Pertanian di Desa. 7 Langkah tersebut adalah :

1. Pemetaan Wilayah

Mulai dengan memetakan wilayah secara menyeluruh. Identifikasi luas tanah yang tersedia, jenis tanah, penggunaan lahan saat ini, dan keadaan topografi. Pemetaan juga dapat mencakup sumber daya air, seperti sungai, embung, atau sumur pantek. Dapat mengambil sumber data dari Blora Dalam Angka atau sumber statistik lain. Namun Cak Sin tidak menyarankan untuk mengambil data dari Monografi Desa. "Rata-rata tidak update," ungkapnya. 

2. Inventarisir Ketersediaan Lahan Pertanian

Tentukan luas lahan yang tersedia untuk pertanian. Tinjau apakah ada lahan kosong yang dapat digunakan atau lahan yang tidak produktif yang dapat dikembangkan kembali. Identifikasi juga lahan yang sedang digunakan untuk pertanian dan potensi pengembangannya. "Bila tanah miring dikosongkan, mungkin atau tidak bila diterasiring," imbuhnya. 

3. Kondisi Tanah

Identifikasi kondisi dan kualitas tanah di Desa masing-masing. Periksa faktor-faktor seperti tekstur tanah, kandungan hara, pH tanah, dan kemampuan drainase. Tanah yang subur dan baik untuk pertanian memiliki kualitas yang bagus dan mendukung pertumbuhan tanaman tertentu. "Kalau perkara ini, jelas yang tahu para penyuluh pertanian, cobalah berkenalan dengan mereka," pinta Cak Sin yang ternyata punya beberapa hektar kebun talas beneng ini. 

4. Aksesibilitas

Jangan lupa memasukkan potensi aksesibilitas ke wilayah desa masing-masing. Tulis bila sudah ada infrastruktur seperti jalan, transportasi umum, dan akses ke pasar. Akses yang baik akan memudahkan distribusi hasil pertanian dan mempengaruhi potensi ekonomi wilayah. Meskipun semua tahu bila di Blora aksesibilitas ke pasar sudah terjangkau semua, namun tetap penting untuk diidentifikasi juga, detail hingga berapa jarak tempuhnya. 

5. Potensi Pasar

Tinjau potensi pasar untuk produk pertanian di Desa Anda. Survey apa kebutuhan masyarakat setempat dulu. Masyarakat setempat dapat dikategorikan sebagai potensi pasar terbaik. "Bila produk pertanian itu dibutuhkan masyarakat kita sendiri, ngapain harus menjual ke wilayah lain," tutur Cak Sin.

6. Tenaga Ahli dan Sumber Daya Manusia

Inventarisir keahlian dan ketersediaan tenaga kerja di wilayah desa. Identifikasi siapakah petani yang berpengalaman atau kelompok tani di Desa Anda yang dapat menularkan pengetahuan dan bantuan teknis kepada petani milenial atau generasi penerus pertanian.

7. Take Action dan Ikhlas

Setiap gagasan harus segera dieksekusi dengan baik. "Segera 'take action' dan tetap ikhlas. Terpenting, Anda kenalkan diri pada pemerintah Desa Anda. Mungkin secara teori, kita lebih 'bisa' daripada mereka. Tapi secara politik maupun kehidupan nyata, mereka jelas lebih unggul. Jangan mengajak berdebat. Hormati, yang tawadhu' dan belajarlah pada tokoh-tokoh masyarakat maupun Kyai di Desa Anda masing-masing," pungkas Cak Sin. (HW)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel