Cepu Raya, Ambisi Hebat Untuk Sinergi Masa Depan Blora, Bojonegoro, Ngawi, dan Tuban
Cepu - Ambisi besar untuk menciptakan Cepu Raya, sebuah kawasan ekonomi yang merangkul Blora, Bojonegoro, Ngawi, dan Tuban, mulai mengemuka. Gagasan megah ini telah lama digulirkan oleh Menteri Sekretariat Negara, Pratikno, dengan visi memusatkan potensi perekonomian dan kemasyarakatan di kota Cepu.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) merespons gagasan ini dengan menginisiasi Focus Group Discussion (FGD) berjudul "Mewujudkan Cepu Raya sebagai Kota Vokasi Energi" yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Ruang Simuk KESDM. Dan memang patut untuk diulas kembali.
Kepala BPSDM ESDM, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo, menggarisbawahi bahwa empat langkah penting diperlukan untuk membangun Cepu Raya ini. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, Cepu perlu menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing di bidang energi, termasuk energi fosil, migas, energi baru terbarukan, dan konservasi energi.
Kedua, pembangunan infrastruktur dasar termasuk perbaikan jalan, sanitasi, pasokan air bersih, energi yang cukup, transportasi, serta manajemen limbah. Wilayah Cepu Raya rawan banjir dan kekeringan, sehingga infrastruktur dasar menjadi prioritas.
Langkah ketiga adalah meningkatkan daya saing produk-produk unggulan dengan berinovasi dan meningkatkan kualitas produk hingga memenuhi kebutuhan dan standar konsumen. Terakhir, promosi potensi pariwisata yang ada di Cepu Raya dan menjaga kelestarian lingkungan hidup melalui pengembangan lahan hijau untuk kewirausahaan dan kegiatan kemasyarakatan.
Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara Bidang Transformasi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia, Widya Priyahita Pudjibudojo, menyampaikan bahwa Presiden berharap ada pusat vokasi yang menjadi sumber pengembangan ekonomi bagi masyarakat. Pusat vokasi ini, dengan legitimasi hukum, diharapkan menjadi bagian integral dari Cepu Raya. Melalui pertemuan ini, para pemangku kepentingan seperti Pertamina, Perhutani, Pemerintah Kabupaten Blora, dan PEM Akamigas diharapkan dapat merumuskan tujuan bersama untuk menjalankan proyek nasional ini.
Dalam FGD ini, masing-masing pemangku kepentingan mempresentasikan program, rencana kerja, dan kebutuhan yang diperlukan untuk mewujudkan Cepu Raya. PEM Akamigas, misalnya, berkeinginan untuk merintis program studi baru tentang Energi Baru Terbarukan. Bupati Blora, Arief Rohman, juga aktif dalam membenahi Cepu dengan melakukan perbaikan saluran pembuangan air serta menyambut perguruan tinggi yang ingin membuka cabang di Cepu Raya, seperti Universitas Pertamina, ISI Solo, Politeknik Pertanian, dan lainnya.
FGD menjadi salah satu langkah awal dalam menjalin sinergi antara para pemangku kepentingan demi mewujudkan Cepu Raya, sebuah megaproyek yang akan menjadi motor penggerak pertumbuhan dan kemakmuran wilayah ini. Semoga, sinergi ini membuka jalan menuju masa depan yang gemilang.